Pembekalan KKN yang diikuti semua peserta KKN Pelatihan pengolahan ampas tahu menjadi berbagai produk Upacara Pelepasan peserta KKN UNIMUS Serah terima team KKN vokasi di desa Asinan. Demo besar pengolahan ampas tahu dan firt breifing Kegiatan Asinan Expo yang Menyenangkan Kegiatan team KKN Vokasi UNIMUS di TPA Al Alaq desa Asinan

PROFIL DAN POTENSI LOKAL

DESA ASINAN, BAWEN, KAB SEMARANG

Asinan merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Secara geografis desa Asinan berbatasan langsung dengan Kecamatan Ambarawa. Di bagian utara berbatasan dengan Kelurahan Bawen, timur berbatasan dengan desa Polisiri, bagian barat berbatasan dengan Kelurahan Tambakboyo dan di bagian selatan berbatasan langsung dengan Rawa Pening. Desa Asinan secara demografi terbagi dalam 4 dusun yaitu Sumurup, Ba’an, Krajan dan Mengkelang yang terdiri dari 5 RW dan 24 RT. Jumlah penduduk di desa Asinan ± 4200 jiwa, terdiri dari kelompok usia balita hingga lansia.
Mata pencaharian masyarakat desa Asinan sebagian besar adalah sebagai nelayan rawa. Perikanan memang menjadi salah satu komoditas yang tampak secara dominan dalam kegiatan perekonomian masyarakat. Keberadaan Rawa Pening menjadi faktor pendukung ketersediaan sumber daya alam yang dapat dikelola dan dimanfaatkan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Sumber daya alam yang melimpah, bila dimanfaatkan dan dikelola secara kelembagaan akan berdampak baik terhadap kemajuan ekonomi di desa Asinan. Selain komoditas hasil perikanan, sebagian masyarakat desa Asinan juga bermata pencaharian sebagai petani. Perikanan dan pertanian merupakan komditas pangan yang memiliki nilai ekonomi tinggi, mulai dari kegiatan pra panen hingga pascapanen.
Kegiatan ekonomi berbasis Rawa sejauh ini tengah memanfaatkan ketersediaan sumber daya alam yang dinilai cukup melimpah yaitu ikan, enceng gondok dan pemanfaatan tanah gambut rawa menjadi pupuk organik. Hasil ikan tangkapan nelayan rawa sejauh ini masih sebatas dijual mentah. Rangkaian kegiatan nelayan rawa di desa Asinan ini terkoordinasi dalam suatu unit/ lembaga yaitu Polakhsar. Lembaga atau unit Polakhsar ini merupakan suatu wadah bagi para nelayan rawa dalam menjajakan hasil tangkapan ikannya. Selain itu, Polakhsar juga berperan sebagai penyalur dalam mendistribusikan ikan- ikan dari para nelayan rawa tersebut.
Pemanfaatan hasil rawa lainnya yaitu enceng gondok. Sebagian wilayah Rawa Pening memang sarat keberadaan tanaman enceng gondok. Namun, rasio masyarakat dalam memanfatkan enceng gondok masih rendah. Hanya sebagian masyarakat memanfaatkan enceng gondok dengan cara membuat beberapa kerajinan tangan seperti sandal, tas, aksesoris dan bahkan furniture. Hasil kerajinan enceng gondok ditangan masyarakat desa Asinan memang berpotensi bernilai ekonomi tinggi. Sejauh ini justru masyarkat tetangga yang berada di Banyubiru masif menggerakan masyarakat dalam merajin enceng gondok tersebut.
Hasil rawa lainnya yang nampak di desa Asinan justru pemanfaatan tanah gambut rawa menjadi pupuk organik. Masyarakat desa Asinan terutama di dusun sumurup menjadikan pembuatan pupuk organik sebagai mata pencaharian yang bisa diandalkan. Pembuatan pupuk organik ini, sejauh ini telah terkoordinasi satu pintu melalui lembaga UPPKS. Berdasarkan pernyataan dari Kepala Desa, distribusi pupuk organik dari desa Asinan sudah sampai luar kota, bahkan hingga propinsi tetangga Jawa Tengah yaitu Jawa Timur. Tanah gambut rawa memang menjadi komoditas ekonomi desa Asinan yang menjadi espektasi tinggi dalam peningkatan perekonomian. Oleh karen itu, masyarakat luar desa Asinan lebih mengenal desa Asinan ialah desa “Pupuk Rawa”.
Sayangnya, potensi- potensi kegiatan perekonomian di desa Asinan ini belum bisa termanajemen secara terpadu dan satu pintu melalui BUMDes, terlebih desa Asianan juga memiliki Lumbung Pangan. Alhasil, potensi tersebut tidak tereksplor secara optimal baik segi pemberdyaan untuk masyarakat dan nilai hasil ekonomi. Padahal, bila dikelola dengan manajemen perekonomian masyarakat yang baik akan berpotensi meningkatkan pendapatan desa dan masyarakat bahkan mempu mendorong sebagai desa Mandiri Ekonomi. Dalam rangka meningkatkan kemampuan pengelolaan potensi- potensi yang ada, sering diadakan kegiatan pelatihan dan pemberdayaan baik dari institusi pendidikan maupun lembaga atau pun berbagai LSM. Namun, sejauh belum nampak perkembangan yang nampak dalam peningkatan pengelolaan mulai dari penanganan pra panen hingga pascapenen dan pendapatan ekonomi desa.
Kemajuan suatu desa salah satunya tidak terlepas dari ada tidaknya kegiatan masyarakat. Kemampuan menggerakan masyarakat untuk bersama- sama membangun bagi kemajuan desa menjadi prerequisite untuk menjadi desa percontohan. Desa Asinan merupakan salah satu desa yang didorong menjadi Desa Vokasi di Kabupaten Semarang. Konsekuensi logis atas demikian ialah keharusan mengoptimalkan untuk menggerakan potensi dan komponen- komponen dalam masyarakat secara optimal dan berdayaguna melalui beragam kegiatan kemasyarakatan.
Beragam kegiatan kemasyarakatan di desa Asinan yang cukup intensif diselanggarakan seperti Posyandu baik tingkat desa maupun tingkat dusun, pembinaan lansia melalui kegiatan rohani, PKK melalui Tim Pengerak PKK dari tingkat desa maupun dusun. Dalam rangka pembinaan tingkat keluarga, desa Asinan juga memiliki kelompok pembinaan mulai balita, remaja dan lansia melalui organisasi tingkat desa yaitu Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Bina Keluarga Lansia (BKL) yang bernama “Putri Sejati”. Bahkan kelompok- kelompok tersebut pernah menjadi peserta binaan dalam lomba yang diselenggarakan Pemkab Semarang.
Kegiatan- kegiatan lain seperti kegiatan kepemudaan telah dikelola melalui Karang Taruna. Potensi kegiatan lain di desa Asinan yaitu dengan dimilikinya Poliklinik Desa (Polindes), dengan beragam kegiatan seperti cek kesehatan dan persalinan. Selain itu, juga terdapat Taman Pendidikan Qur’an (TPQ) dalam rangka pembinaan bagi anak- anak. Bahkan, desa Asinan juga memiliki grup marching band yang dapat berpotensi meningkatkan nilai tambah bagi desa Asinan. Namun, kegiatan- kegiatan tersebut bila terintegrasi dan tertata secara definitif, keberlangsungannya akan lebih baik. Selain itu, bila terkoordinasi secara masif dan bergerak secara progresif, tentu menjadi faktor untuk mendukung keberadaan desa Asianan sebagai desa Vokasi.
Oleh karena itu, beragam potensi baik mulai dari kegiatan perekonomian hingga kegiatan pemberdayaan, haruslah menjadi perhatian serius Pemerintahan Desa dan masyarakat desa dalam upaya bersama- sama membangun untuk memajukan desa Asinan. Kemajuan suatu desa haruslah menjadi komitmen dan tanggungjawab seluruh komponen masyarakat. Desa Asinan sangat berpotensi menjadi desa yang mandiri dan maju dengan segala potensi yang ada. Kesadarann memajukan desa Asinan juga tidak terlepas membangun kemitraan dari luar sebagai partner dalam membangun partisipasi masyarakat untuk kemajuan desa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar