Demo Pengolahan Ampas Tahu dan Tour RW IV

Rabu, 19 Februari 2014. pagi hari Desa Asinan Kecamatan Bawen Kabupatan Semarang diselimuti hawa dingin. Kami terbangun dari tidur saat adzan shubuh berkumandang. Nampak angin pagi yang amat sejuk dan kami pun bergegas berwudlu dan sholat shubuh berjama’ah di Masjid. Setelah itu, kami melakukan aktivitas masing-masing yang dilanjutkan sarapan.

Waktupun semakin siang, sekitar jam 8 pagi kami mempersiapkan agenda
utama yaitu demo pengolahan ampas tahu di balai desa. Perlahan alat dan bahan kita angkut ke balai desa, desa Asinan. Ibu-ibu PKK desa Asinan silir berganti mendatangi balai desa yang di awali dengan registrasi terlabih dahulu. Mereka sangat antusias untuk mengikuti kegiatan kami terbukti dengan banyaknya ibu-ibu yang datang. Sayang, ada satu Rw yang berhalangan datang yaitu Rw. II dikarenakan ada warganya yang meninggal dunia.

Kegiatanpun segera dimulai, diawali dengan apel terlebih dahulu kemudian pengarahan dari Ibu Siti Aminah. Dalam apel tersebut, ada penyematan tanda kegiatan pengolahan ampas tahu yang dilakukan oleh ibu kepala desa kepada salah satu warga desa Asinan. Pengolahan ampas tahu menjadi beberapa produk, antara lain Jam, Saos Tomat dan Saos Sambal, Chesstick, Abon, dan Nugeet. Satu produk yang tidak kami olah yaitu onde-onde ketawa dikarenakan waktu dan peralatan yang minim. Produk olahan kami habis diburu ibu-ibu PKK sehabis kegiatan selesai.

Sore hari, dihari yang sama sekitar jam 5 kami melakukan tour atau silaturrahiim ke Rw. IV dusun Sumurup. Pertama kami berkunjung ke bapak Rw yaitu bapak Haryanto. Kami berbincang-bincang sebentar dan meminta bantuan beliau untuk setiap Rt.nya mengumpulkan KK warganya untuk membantu kami. 

Dilanjutkan ke Kadus, disana kami berbincang-bincang masalah potensi warga Rw. IV. Ternyata disana sudah ada pemberdayaan sampah ditunjukkan dengan adanya tabungan sampah di dekat sungai. Namun yang menjadi masalah disana kurang kesadaran dan kurang mengertinya warga dusun Sumurup bahwasanya banyak sekali sampah-sampah yang mereka buang yang masih bisa mereka daur ulang menjadi beberapa peralatan atau kerajinan yang bermanfaat. Ini yang akan menjadi plan kami kedepan bagaimana menyadarkan warga Sumurup.